PAMEKASAN HEBAT - Dua orang Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, berbagi pengalaman sekaligus memaparkan ilmu jurnalitsik kepada mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Pamekasan, Senin (4/11/2019).
Kedua pengurus organisasi profesi wartawan tersebut masing-masing Moh Ali Muhsin dan Muchsin Rasid. Keduanya dipanel sebagai narasumber dalam Pelatihan Jurnalistik yang digagas Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (EBIS) di Auditorium Kampus di Jl Raya Palengaan (Palduding) Nomor 2 Pamekasan.
"Kegiatan ini sengaja kita gelar dalam rangka memberikan pemahaman sekaligus motivasi bagi mahasiswa untuk giat membaca dan menulis, seperti tema yang kita angkat yakni ‘Dengan Menulis, Dunia Mengenal Kita’,” kata Pengurus DEMA Fakultas EBIS IAI Al-Khairat Pamekasan, Syarif Habibullah.
Tidak kalah penting pihaknya menyampaikan, pelatihan tersebut tidak hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman menulis semata. Tetapi juga lebih dititik beratkan pada konten berita itu sendiri. “Memasuki era disrupsi seperti saat ini, sudah semestinya kita bisa memilah dan memilih mana berita yang layak kita konsumsi,” ungkapnya.
"Sebab selama ini sangat banyak masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa justru terjebak dengan berbagai informasi yang tidak jelas sumber dan kompetensinya. Apalagi di era seperti sekarang, yakni era 4.0 kita justru dengan mudah mendapatkan berbagai informasi beragam. Sehingga dibutuhkan pemahaman bijak untuk meng-share berita yang layak atau tidak,” jelasnya.
Dari itu pihaknya berharap kegiatan tersebut bisa menjadi langkah awal ataupun pengembangan wawasan dan pengetahuan seputar dunia jurnalistik, sekaligus dapat memilah dan memilih mana berita yang layak ataupun berita yang hanya menekankan pada opini publik semata.
"Kami berharap kegiatan itu bisa menambah wawasan bagi mahasiswa, khususnya dalam memilah mana berita yang baik atau tidak. Apalagi seorang pewarta juga memiliki tugas, kewajiban hingga kode etik yang dijunjung tinggi demi menghasilkan sebuah informasi berimbang dan kompetebel,” harapnya.
Sementara salah satu narasumber, Muchsin Rasid mengaku sangat terkesan dengan antusiasme mahasiswa peserta pelatihan jurnalistik. Bahkan rasa keinginan tahuan mahasiswa sangat tinggi dalam bidang menulis, termasuk memahami nilai informasi dalam sebuah berita.
“Sejujurnya kami sangat senang dengan antusiasme adik-adik mahasiswa peserta pelatihan Jurnalistik, mereka sangat antusias untuk mengetahui berbagai hal tentang sebuah berita. Termasuk saat sesi tanya jawab yang berlangsung seru dan tertib,” kata Muchsin Rasid.
Dari itu pihaknya berpesan agar mahasiswa terus mempertahankan budaya literasi, sekaligus merealisasikan berbagai nilai yang tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi. “Memahami sebuah esensi jauh lebih penting dibandingkan substansi, sehingga membudayakan literasi merupakan hal penting bagi mahasiswa di perguruan tinggi,” pungkasnya. (pwipamekasan.com, 1 Desember 2019)
Kedua pengurus organisasi profesi wartawan tersebut masing-masing Moh Ali Muhsin dan Muchsin Rasid. Keduanya dipanel sebagai narasumber dalam Pelatihan Jurnalistik yang digagas Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (EBIS) di Auditorium Kampus di Jl Raya Palengaan (Palduding) Nomor 2 Pamekasan.
"Kegiatan ini sengaja kita gelar dalam rangka memberikan pemahaman sekaligus motivasi bagi mahasiswa untuk giat membaca dan menulis, seperti tema yang kita angkat yakni ‘Dengan Menulis, Dunia Mengenal Kita’,” kata Pengurus DEMA Fakultas EBIS IAI Al-Khairat Pamekasan, Syarif Habibullah.
Tidak kalah penting pihaknya menyampaikan, pelatihan tersebut tidak hanya bertujuan untuk memberikan pemahaman menulis semata. Tetapi juga lebih dititik beratkan pada konten berita itu sendiri. “Memasuki era disrupsi seperti saat ini, sudah semestinya kita bisa memilah dan memilih mana berita yang layak kita konsumsi,” ungkapnya.
"Sebab selama ini sangat banyak masyarakat, tidak terkecuali mahasiswa justru terjebak dengan berbagai informasi yang tidak jelas sumber dan kompetensinya. Apalagi di era seperti sekarang, yakni era 4.0 kita justru dengan mudah mendapatkan berbagai informasi beragam. Sehingga dibutuhkan pemahaman bijak untuk meng-share berita yang layak atau tidak,” jelasnya.
Dari itu pihaknya berharap kegiatan tersebut bisa menjadi langkah awal ataupun pengembangan wawasan dan pengetahuan seputar dunia jurnalistik, sekaligus dapat memilah dan memilih mana berita yang layak ataupun berita yang hanya menekankan pada opini publik semata.
"Kami berharap kegiatan itu bisa menambah wawasan bagi mahasiswa, khususnya dalam memilah mana berita yang baik atau tidak. Apalagi seorang pewarta juga memiliki tugas, kewajiban hingga kode etik yang dijunjung tinggi demi menghasilkan sebuah informasi berimbang dan kompetebel,” harapnya.
Sementara salah satu narasumber, Muchsin Rasid mengaku sangat terkesan dengan antusiasme mahasiswa peserta pelatihan jurnalistik. Bahkan rasa keinginan tahuan mahasiswa sangat tinggi dalam bidang menulis, termasuk memahami nilai informasi dalam sebuah berita.
“Sejujurnya kami sangat senang dengan antusiasme adik-adik mahasiswa peserta pelatihan Jurnalistik, mereka sangat antusias untuk mengetahui berbagai hal tentang sebuah berita. Termasuk saat sesi tanya jawab yang berlangsung seru dan tertib,” kata Muchsin Rasid.
Dari itu pihaknya berpesan agar mahasiswa terus mempertahankan budaya literasi, sekaligus merealisasikan berbagai nilai yang tertuang dalam tri dharma perguruan tinggi. “Memahami sebuah esensi jauh lebih penting dibandingkan substansi, sehingga membudayakan literasi merupakan hal penting bagi mahasiswa di perguruan tinggi,” pungkasnya. (pwipamekasan.com, 1 Desember 2019)