PAMEKASAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan bersama Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan bekerja sama mengembangkan ekowisata sapi di empat kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
Menurut Wakil Bupati Pamekasan Fattah Jasin di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (11/11/2022), keempat kecamatan yang hendak dikembangkan menjadi tujuan pariwisata itu meliputi Kecamatan Pakong, Pasean, Batumarmar dan Kecamatan Waru.
"Pakong, Pasean, Batumarmar dan Waru ini kita singkat menjadi Papa Baru dan di empat kecamatan ini memiliki merupakan lokasi pengembangan bibit asli sapi Madura," katanya.
Pola pengembangan wisata berbasis ternak sapi ini, sambung dia, merupakan pola pengembangan wisata dengan minat khusus, dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar, dan mendukung pengembangan ekonomi peternak.
Menurut wabup, sapi-sapi yang dipelihara warga di empat kecamatan tersebut termasuk kategori sapi premium, dengan nilai jual tinggi, karena kebanyakan merupakan bibit sapi untuk minat khusus pula, seperti sapi sonok dan sapi karapan.
"Karena itu, Pemerintah Kabupaten Pamekasan memberikan dukungan khusus dengan menjadikan keempat kecamatan itu sebagai lokasi ekowisata," katanya.
Nantinya, sambung wabup, pengelolaan dan pengembangan ekowisata oleh masing-masing desa dengan memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Jadi, di ekowisata yang kita kembangkan atau yang kita jual adalah pengalaman bukan produk. Karena itu, segala sesuatu yang mendukung pada upaya pengembangan dan memperkaya pengalaman juga kita kembangkan di empat kecamatan ini," katanya, menjelaskan.
Pelibatan perguruan tinggi, yakni UTM Bangkalan dalam pengembangan ekowisata itu karena pola yang diterapkan adalah pelibatan semua pihak, yakni pemerintah, perguruan tinggi, pelaku usaha dan media.
Pendekatan multi pihak atau pentahelix ini, sambung Wabup Fattah Jasin sebagai upaya untuk memaksimalkan hasil dan target yang hendak dicapai.
"Konsep tentang pengembangan ekowisata empat kecamatan yang kita sebut 'papa baru' ini sedang kita matangkan," katanya, menjelaskan.
Sebelumnya dalam acara "Bincang Pengembangan Wisata Premium Berbasis Sapi Madura" Dekan Fakultas Pertanian UTM Mohammad Fuad Fauzul Mu'tammar menyatakan, pembangunan wisata berbasis pengembangan masyarakat lokal itu harus didasarkan pada nilai-nilai budaya yang tertanam dan potensi yang dimiliki desa.
Dengan demikian, sambung dia, maka peran aparat desa sangat penting dalam pengembangan desa wisata.
"Kepala desa berperan penting dalam eksistensi desa wisata yang berbasis masyarakat dan komunitas unggulan daerah. Dalam penerapan pentahelix ekowisata harus ada antara lain alam, manusia, keuangan, fisik, dan sosial," katanya, menjelaskan. (Pamekasan, 11 November 2022)