Rumah Baru untuk Ayu Dian Saputri

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px

Rumah Baru untuk Ayu Dian Saputri

Pamekasan Hebat
Jumat, 12 Februari 2021


PAMEKASAN HEBAT – Ayu Dian Saputri, Gadis Yatim berusia 8 tahun yang kini masih duduk di bangku kelas II Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tinggal di Dusun Kalijati, Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, pagi itu, nampak ceria melihat bangunan rumah barunya.

Ia memandangi rumah berukuran 5,5 x 7,5 meter dengan dua kamar itu sembari melihat kearah rombongan dari Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Pamekasan bersama para relawan yang datang ke tempat itu. Kilas ceria nampak dari tatapan berbinar sang gadis desa ini, meski rumahnya kini masih dalam tahap penyelesaian.

Bangunan kokoh tersebut tinggal dilengkapi atap untuk bisa ditempati. Ayu kini tak lagi cemas saat musim hujan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Rumah itu dibangun dari hasil sumbangan seluruh stakeholder di Pamekasan pascatersiar kabar jika ia tinggal bersama neneknya di sebuah gubuk reyot. “Senang karena nanti atap rumah tidak bocor lagi kalau hujan,” katanya kepada pamekasanhebat.com.

Berita tentang Ayu tersiar di sejumlah media, baik media sosial, maupun media massa sekitar akhir Januari 2021 lalu. Berbagai elemen mulai dari wartawan, relawan hingga pimpinan sejumlah instansi pemerintahan yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mendatangi kediamannya untuk mengecek rumah yang ia tinggali bersama neneknya Sawati yang tunanetra.

Kepada pamekasanhebat.com, gadis berparas cantik bercerita, jika dirinya tidak pernah mengenal nama dan raut wajah kedua orang tuanya. Ibunya pergi merantau saat ia masih berusia 14 bulan, dan dua bulan berikutnya, yakni saat berusia 16 bulan ayahnya meninggal dunia akibat mengidap kanker yang dideritanya.

Di usianya yang masih belia ia merawat neneknya yang sudah tidak bisa melihat dengan normal, karena sudah lanjut usia. Sehari-hari, keluarga ini makan dari belasan kasih warga, dan memelihara ternak ayam warisan peninggalan bapaknya yang meninggal dunia sejak ibunya minggat dari rumah.

“Sejak bayi aku tinggal sama bibi. Ibu katanya kabur entah kemana, dan bapak sudah meninggal sejak aku bayi. Aku gak tau wajah mereka,” tutur Ayu.

Tinggal bersama neneknya yang buta membuat Ayu sering tak punya waktu belajar. Ia bahkan mengaku tak pernah merasakan uang jajan. Beberapa ekor ternak ayam menjadi penolong bagi Ayu dan neneknya untuk dijual dan uangnya untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan, Ayu dan neneknya tak pernah merasakan sentuhan bantuan sosial sebagaimana yang didapatkan warga-warga lainnya di Indonesia di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

Mengerjakan berbagai jenis pekerjaan rumah sebagaimana biasa dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di Desa Samiran setiap hari biasa dilakukan oleh Ayu, seperti menyapu pekarangan rumah, dan memandikan neneknya.

“Sesudah nenek bersih dan dipakaikan baju, ku langsung menyuapinya,” tutur gadis yang ditinggal ibunya sejak berumur 14 bulan ini.

Tinggal di lingkungan masyarakat yang memiliki kepedulian sosial tinggi, merupakan nasib keberuntungan tersendiri bagi Ayu. Sebab, untuk kebutuhan pangan sehari-hari, ia selalu dikirim oleh tante, sepupunya dan tetangganya.

“Kalau sekolah semuanya digratiskan,” ujar gadis yatim yang kini duduk di bangku kelas II Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Ulum II Teja Barat ini.

Rasa iri, ingin hidup layaknya teman-teman sebayanya, mendapatkan kasih sayang ibunya, seperti dimandikan, disuapi, dipakaikan bajunya, diajak beli mainan ke pasar dan berjalan-jalan sekeluarga saat Lebaran selalu terbersih dibenaknya.

Keinginan Ayu hanya tinggal keinginan. Ayahnya yang telah meninggal dunia ketika Ayu masih berumur 16 bulan, dan ibunya yang pergi merantau saat ia masih berumur 14 bulan dan hingga kini belum ada kabar beritanya, apalagi harus merawat nenek yang membesarkannya yang kini telah buta, memaksa gadis ini memupuskan harapan seperti anak-anak lainnya yang masih memiliki kedua orang tua.

Kondisi neneknya yang selama ini merawat Ayu sejak ditinggal pergi ibu kandungnya merantau, serta dukungan moril dari para kerabat dan tetangga dekatnya membuat gadis ini berbesar hati. Bagi Ayu, bisa mengenyam pendidikan seperti teman-teman sebayanya merupakan anugerah tersendiri, meskipun tak bisa menikmati indahnya masa anak-anak, sebagaimana teman-teman sebayanya.

Kondisi tempat tinggalnya yang tidak layak huni menjadi perhatian tersendiri, apalagi saat hujan banyak bocor. Ayu telah mengabaikan masa kininya yang masih anak-anak, karena harus menanggung beban hidup di luar kemampuan dan rumah tinggalnya yang telah reyot, apalagi saat hujan bocor.

Respon Pemkab Pamekasan
Kabar tentang kondisi Ayu Dian Saputri yang menyebar di akhirnya membuat banyak kalangan tergugah. Sejumlah elemen masyarakat langsung bergerak, menggalang dana, dan memberikan bantuan, termasuk Pemkab Pamekasan.

Tim gabungan dari Dinas Sosial (Dinsos), pendamping Program Keluarga Harapan, Babinsa, Babinkamtibmas, Kepala Desa Samiran bersama pamekasanhebat.com mengungi tempat tinggal Ayu di Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Pamekasan. Sebelumnya, rombongan dinas sosial juga sudah melakukan kunjungan serupa.

Kepala Dinsos Pamekasan M Tarsun mengatakan, kedatangannya dalam rangka mendukung dan memantau rumah baru yang akan ditempati Ayu bersama neneknya. Ia juga mengapresiasi budaya goyong-royong yang dilakukan oleh seluruh lapisan.

“Sebelumnya kami juga sudah kesini untuk mengetahui kondisi rumah Ayu berserta Nenek Sawati, kali ini kami datang untuk memantau sampai dimana pembangunan rumah yang akan ditempati mereka,” kata Tarsun, Kamis, (11/2/2021).

Dinas Sosial menyalurkan bantuan 50 karung semen sumbangan dari hasil gotong-royong para pegawai di Dinsos Pamekasan.

Bantuan stimulan itu diharapkan bisa dipergunakan agar bangunan yang dalam tahap penyelesaian itu segera rampung. Selain itu, Dinsos juga menyalurkan bantuan berupa sembako. “Ini gotong royong, murni dari SDM Dinsos tanpa menggunakan APBD,” kata Tarsun.

Khusus untuk Nenek Sawati, lanjut Tarsun, pihaknya akan mengupayakan agar bisa masuk dalam tahap daftar penerima bantuan kategori Lansia (lanjut usia) di bawah naungan dinsos, lantaran kondisinya yang disabilitas dan hanya tinggal dengan seorang gadis belia.

“Kita tau, Ayu ini belum bisa bekerja, makanya kami upayakan agar neneknya bisa masuk dalam daftar penerima bantuan lansia,” katanya, menjelaskan.

Selain Dinas Sosial Pemkab Pamekasan, organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Pamekasan lainnya yang juga memberikan perhatian atas kondisi Ayu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan.

Pada 2 Februari 2021, Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini berkunjung ke gubuk Ayu dan neneknya Sawati di Dusun Kalimati, Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Pamekasan. Kedatangannya untuk memberi santunan.

Zaini akan mengusulkan Ayu masuk sebagai penerima beasiswa santri. Kemudian, melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren. Upaya memasukkan sebagai penerima beasiswa santri karena Ayu termasuk anak tidak mampu. Sehingga harapan Ayu untuk bersekolah tidak putus karena terkendala biaya. Beasiswa tersebut akan diberikan kepadanya setelah lulus MI Nurul Ulum.

Program prioritas Pemkab Pamekasan itu memang untuk menekan angka putus sekolah karena kendala biaya. Zaini berharap Ayu tenang menempuh pendidikan, bahkan Zaini mengaku siap menjadi bapak asuh dan akan mengirimkan Ayu ke pondok pesantren.

“Kami berjanji, SMP dan SMA-nya akan kami perjuangkan asal pascalulus mau ke ponpes,” kata mantan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Pamekasan ini.

Sementara Sawati belum bisa melepas Ayu ke pesantren. Sebab, Ayu masih terlalu belia, dan ia khawatir karena Ayu masih terlalu kecil untuk dikirim ke pesantren.

Ayu dan Sawati tak pernah mendapat bantuan karena tak punya kartu keluarga (KK). Ayu merupakan putri Muhammad Suni, saudara laki-laki Sawati. Ayu merawat Sawati dengan kasih sayang hingga tidak menikmati masa kecilnya seperti anak seusianya. Setiap hari menemani Sawati di rumah. Bersih-bersih, melipat pakaian hingga memberi pakan ayam menjadi aktivitas keseharian Ayu. (KIM PAMEKASAN HEBAT, 12 Februari 2021/1.106)